KONSEP INSOMNIA
Oleh : Yuflihul Khair.,S.Kep,Ns
A.
Pengertian
Insomnia berasal dari
kata in artinya tidak dan somnus yang berarti tidur, jadi insomnia berarti
tidak tidur atau gangguan tidur. Selanjutnya dijelaskan bahwa insomnia ada tiga
macam, yaitu pertama, Initial Insomnia artinya gangguan tidur saat memasuki
tidur. Kedua, Middle Insomnia yaitu terbangun di tengah malam dan sulit untuk
tidur lagi. Ketiga, Late Insomnia yaitu sering mengalami gangguan tidur saat
bangun pagi (Hawari, 1990).
The Diagnostic and
Statistical of Mental Disorder IV (DSM-IV) mendefinisikan gangguan insomnia
primer adalah keluhan tentang kesulitan mengawali tidur dan/atau menjaga
keadaan tidur atau keadaan tidur yang tidak restoratif minimal satu bulan
terakhir (Espie, 2002).Menurut Hoeve (1992), insomnia merupakan keadaan tidak
dapat tidur atau terganggunya pola tidur. Orang yang bersangkutan mungkin tidak
dapat tidur, sukar untuk jatuh tidur, atau mudah terbangun dan kemudian tidak
dapat tidur lagi. Hal ini terjadi bukan karena penderita terlalu sibuk sehingga
tidak mempunyai kesempatan untuk tidur, tetapi akibat dari gangguan jiwa
terutama gangguan depresi, kelelahan, dan gejala kecemasan yang memuncak.
Insomnia adalah ketidakmampuan atau kesulitan untuk tidur. Kesulitan tidur ini bisa menyangkut kurun waktu (kuantitas) atau kelelapan (kualitas) tidur. Penderita insomnia sering mengeluh tidak bisa tidur, kurang lama tidur, tidur dengan mimpi yang menakutkan, dan merasa kesehatannya terganggu. Penderita insomnia tidak dapat tidur pulas walaupun diberi kesempatan tidur sebanyak-banyaknya.
Pada keadaan normal, dari pemeriksaan kegiatan otak melalui elektro-ensefalografi (EEG), sepanjang masa tidur terjadi fase-fase yang silih berganti antara tidur sinkronik dan tidur asinkronik. Pergantian ini kira-kira setiap dua jam sekali. Fase tidur sinkronik ditandai dengan tidur nyenyak, dengan tubuh dalam keadaan tenang. Fase tidur asinkronik ditandai dengan kegelisahan dan reaksi-reaksi jasmaniah lainnya, seperti gerakan-gerakan bola mata yang merupakan fase mimpi. Orang normal yang tidurnya terganggu pada fase asinkronik akan merasa jengkel, tidak puas, dan menjadi murung (schenck et al., 2003).
Penderita insomnia
mengalami gangguan dalam masa peralihan dan kualitas dari fase-fase tidur, terutama
pada fase asinkronik. Dari penelitian ternyata bahwa saat yang dianggap
penderita sebagai terjaga di malam hari sebenarnya merupakan fase-fase mimpi. Sebaliknya,
beberapa masa tidur yang singkat sebenarnya merupakan tidur yang sesungguhnya
Insomnia dikelompokkan dalam tiga tipe. Tipe pertama adalah penderita yang
tidak dapat atau sulit tidur selama 1 sampai 3 jam pertama. Namun, karena
kelelahan akhirnya tertidur juga. Tipe ini biasanya dialami penderita usia muda
yang sedang mengalami kecemasan. Tipe kedua, dapat tidur dengan mudah dan
nyenyak, namun setelah 2 sampai 3 jam tidur terbangun. Kejadian ini bisa
berlangsung berulang kali. Tipe ketiga, penderita dapat tidur dengan mudah dan
nyenyak, namun pada pagi buta dia terbangun dan tidak dapat tidur lagi. Ini
biasa dialami orang yang sedang mengalami depresi.
Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala-gejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. Seringkali penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat kembali tidur.
B.
Jenis – Jenis Insomnia
Ada tiga jenis gangguan
insomnia, yaitu: susah tidur (sleep onset insomnia), selalu terbangun di tengah
malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu bangun jauh lebih cepat dari
yang diinginkan (early awakening insomnia). Cukup banyak orang yang mengalami
satu dari ketiga jenis gangguan tidur ini (Liu et al., 1999).
1.
Tidak dapat atau sulit masuk tidur (sleep onset
insomnia) : Keadaan ini sering dijumpai pada ansietas pasien muda, ber-langsung
1 - 3 jam dan kemudian karena kelelahan a tertidur juga.
2.
Terbangun tengah malam beberapa kali (sleep maintenance
insomnia): pasien ini dapat masuk tidur dengan mudah tetapi setelah 2-3 jam
terbangun lagi, dan ini terulang beberapa kali dalam satu malam.
3.
Terbangun pada waktu pagi yang sangat dini (early
awakening insomnia): pasien ini dapat tidur dengan mudah dan tidur dengan cukup
nyenyak, tetapi pagi buta sudah terbangun lalu tidak dapat tidur lagi. Keadaan
ini sering dijumpai pada keadaan depresi.
Berdasarkan waktu terjadinya,
insomnia dibagi menjadi:
- Transient insomnia : insomnia yang berlangsung kurang dari 3 minggu dan biasanya berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang berlangsung sementara dan biasanya menimbulkan stress dan dapat dikenali dengan mudah oleh pasien sendiri. Diagnosis transient insomnia biasanya dibuat secara retrospektif setelah keluhan pasien sudah hilang. Keluhan ini kurang lebih ditemukan sama pada pria dan wanita dan episode berulang juga cukup sering ditemukan, faktor yang memicu antara lain akibat lingkungan tidur yang berbeda, gangguan irama sirkadian sementara akibat jet lag atau rotasi waktu kerja, stress situasional akibat lingkungan kerja baru, dan lain-lainnya. Transient insomnia biasanya tidak memerlukan terapi khusus dan jarang membawa pasien ke dokter.
- Short-term insomnia: Berlangsung 1-6 bulan dan biasanya disebabkan oleh kejadian-kejadian stress yang lebih persisten, seperti kematian salah satu anggota keluarga.
- Cyclical insomnia (recurrent insomnia): Kondisi ini lebih jarang daripada transient insomnia. Kondisi ini terjadi akibat ketidakseimbangan antara tidur dan bangun. Ketidakseimbangan ini dapat terjadi sementara ataupun seumur hidup. Kejadian berulang ini bisa terjadi akibat perubahan fisiologis seperti siklus premenstrual ataupun perubahan psikologik seperti manik depresif, anorexia nervosa, atau kambuhnya perubahan perilaku tertentu seperti kecanduan obat, dan lain sebagainya.
- Chronic insomnia ( persistent insomnia ) : Berlangsung lebih dari 6 bulan. Dibagi menjadi 2, yaitu insomnia primer dan sekunder .
KLIK DISINI UNTUK DOANLOAD FILENYA KLIK DISINI
Tag :
KEPERAWATAN GERONTIK
0 Comments for "KONSEP INSOMNIA "