LAPORAN KASUS
ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA TN.“M” DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA YANG
MENDERITA PENYAKIT STROKE DI RT. 05 DUSUN BUWUH DESA MAMBALAN KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT
LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan unit pelayanan
kesehatan di masyarakat dan merupakan perawat utama dalam anggota keluarga.
Keluarga akan berperan banyak dalam menentukan asuhan keperawatan yang
dibutuhkan oleh anggota keluarga. Dalam suatu sistem keluarga akan terjadi
saling berinteraksi, interlelasi dan interdepensi bersama anggota keluarga
untuk mencapai tujuan bersama, dengan kata lain suatu keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan, maka sistem keluarga secara keseluruhan akan mengalami
gangguan.
Salah satu aspek yang penting dalam
keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan
klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia–sia jika tidak
menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat
dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga
sangat berhubungan atau sangat signifikan.
Pelayanan keperawatan di rumah
merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat tinggal klien dan
keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal–hal yang
terkait dengan masalah kesehatannya.
Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk
mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Namun, di Indonesia belum ada
lembaga ataupun organisasi perawat yang mengatur pelayanan keperawatan di rumah
secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah–rumah khususnya oleh
perawat komunitas masih bersifat sukarela, belum ada pengaturan terhadap
imbalan atas jasa yang diberikan.
Pada penatalaksanaan penyakit
stroke, pendekatan yang pertama dilakukan adalah membina hubungan yang baik
antara semua pihak yang terlibat dalam perawatan dan pengobatan klien untuk
dapat memelihara keataan pengobatan/perawatan dalam jangka waktu yang cukup
lama.
TUJUAN
Tujuan Umum
: Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan
pada keluarga Tn.”M” dengan salah satu anggota keluarga menderita stroke.
Tujuan
Khusus : (1) Melakukan pengkajian terhadap
keluarga Tn.”M” dengan salah satu anggota keluarga menderita stroke. (2) Merumuskan
diagnosa keperawatan yang muncul berkaitan dengan keadaan kesehatan keluarga
Tn.”M” dengan salah satu anggota keluarga menderita stroke. (3) Membuat
rencana keperawatan untuk keluarga Tn.”M” dengan salah satu anggota keluarga
menderita stroke. (4) Mengimplementasikan rencana keperawatan yang telah
disusun untuk keluarga Tn.”M” dengan salah satu anggota keluarga menderita
stroke. (5) Melakukan evaluasi terhadap implementasi yang telah
dilakukan terhadap keluarga Tn.”M” dengan salah satu anggota keluarga menderita
stroke.
PENGKAJIAN
Identitas
umum keluarga
Identitas kepala
keluarga : Nama : Tn.”M”, Umur : 50 tahun, Agama : Islam, Suku : Sasak, Pendidikan : Sekolah Dasar (SD), Pekerjaan : Wiraswasta, Alamat :Dusun Buwuh, RT
05.
Komponen
Keluarga
No.
|
Nama
|
L/P
|
Umur
|
Hubungan Keluarga
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
1.
|
Tn.”M”
|
L
|
50 tahun
|
Suami
|
SD
|
Wiraswasta
|
2.
|
Ny.”P”
|
P
|
50 tahun
|
Istri
|
SD
|
Wiraswasta
|
Tipe Keluarga
Jenis tipe keluarga: keluarga Tn.”M” merupakan keluarga inti (tradisional
nuclear) adalah keluarga yang tinggal
dalam satu rumah bersama suami dan istri.
Masalah yang terjadi dengan type
tersebut : Tn.”M”
mengatakan tidak ada masalah dengan type keluarga saat ini, akan tetapi merasa
khawatir jika salah satu di antaranya meninggal dunia karena usia sudah tua dan
terserang berbagai penyakit.
Sifat Keluarga
Pengambilan keputusan : Sifat
keluarga Tn.”M” bersifat Patrilokal yaitu keluarga yang dominan mengambil
keputusan adalah suami. Ny.“P” mengatakan yang dominan dalam pengambilan
keputusan adalah Tn.“M” sebagai kepala keluarga.
Kebiasaan hidup Sehari-hari : (1) Kebiasaan tidur/Istirahat : Ny.”P”
mengatakan klien biasa tidur jam 22.00 Wita dan kebiasaan sebelum tidur yaitu
klien selalu berdoa’a sebelum tidur. Klien tidak mengalami gangguan dalam
tidur/istirahat seperti mimpi buruk atau terbangun di tengah malam. (2) Kebiasaan Rekreasi : Ny.”P”
mengatakan klien semenjak di tinggal nikah oleh 3 orang anaknya klien tidak
pernah pergi rekreasi. Untuk mengisi kebiasaan rekreasi klien hanya jalan-jalan
pagi setelah shalat subuh.
(3) Kebiasaan makan keluarga : Ny.”P” mengatakan klien hanya tinggal berdua
dengan suaminya dan jika ingin makan klien hanya makan sediri saja sebab suami
klien jarang pulang ke rumah karena kesibukan kerja sebagai supir.
Suku Bangsa :
Asal suku/bangsa : Sasak/Indonesia. Budaya yang
berhubungan dengan kesehatan:
Kadang-kadang pergi berobat ke orang pintar (Dukun) bila sakit.
Agama Dan
Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan : (1)
Jika ada orang kesurupan maka diobati dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an. (2) Percaya dengan
pengobatan orang pintar misalnya kalau sakit panas dikasih air putih dengan pembacaan
ayat suci Al-Qur’an.
Status Sosial
Ekonomi Keluarga
Anggota keluarga yang mencari
nafkah : Ny.”P”
mengatakan yang mencari nafkah dalam keluarga yaitu suami yang bekerja sebagai
supir karena semua anaknya sudah tinggal pergi menikah, sedangkan Ny.”P” hanya
bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT).
Harta benda yang dimiliki : (1) Ny.”P”
menyatakan hanya memiliki perabot rumah tangga, dan memiliki alat elektronik
berupa TV 14 Inci, sepeda motor 1 buah, setrika dan sound system. (2) Penghasilan tiap
bulan tidak menentu, dengan kisaran Rp.500.000 s/d 100.000 setiap bulan. (3) Pengeluaran
keluarga Tn.”M” tiap bulan yaitu kebutuhan sehari-hari makan minum, dan bayar
listrik.
Riwayat dan
Tahap Perkembangan Keluarga : (1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
(ditentukan dengan anak terakhir) : yaitu tahap perkembangan lansia yaitu kedua
orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini. (2) Tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya: Ny.”P” mengatakan
suaminya Tn.”M” jarang berada di rumah karena kesibukan bekerja untuk mencari
nafkah guna pemenuhan kebutuhan sehari-hari sehingga Ny.”P” merasa kesepian di
rumah semenjak di tinggal nikah oleh ketiga anaknya.
Riwayat
Kesehatan Keluarga Inti
Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Ny.”P”
mengatakan bahwa keluarga Tn.”M” kondisi keluarganya saat ini ada keluhan
dimana Ny.”P” sendiri sering mengalami mati rasa pada kaki sebelah kanannya
akibat terserang penyakit stroke yang sudah lama dialami, kekakuan pada kaki
sebelah kanan, pegal-pegal, tegang dan sering pusing-pusing. Sedangkan Tn.”M”
juga memiliki penyakit diabetes melitus yang
sudah lama ia derita.
Riwayat penyakit keturunan : Ny.”P”
mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita penyakit keturunan atau
penyakit yang sama dengan yang diderita oleh klien seperti saat ini dan yang
diderita oleh dirinya.
No
|
Nama
|
Umur
|
BB/Kg
|
Keadaan Kesehatan
|
Imunisasi (BCG, Polio, DPT, HB, Campak)
|
Masalah Kesehatan
|
Tindakan yang telah diberikan
|
1
|
Tn.”M”
|
50 tahun
|
-
|
Sehat
|
-
|
Diabetes mellitus
|
Belum
pernah berobat
|
2
|
Ny.”P”
|
50 tahun
|
-
|
sakit
|
-
|
mati rasa pada
kaki sebelah kanannya kekakuan pada kaki sebelah kanan, pegal-pegal, tegang
dan sering pusing-pusing
|
Belum pernah
berobat
|
Sumber pelayanan kesehatan yang
dimanfaatkan keluarga : Ny”M”
mengatakan apabila sudah tidak tahan dengan keluhannya maka ia berobat di
puskesmas.
Riwayat
Kesehatan Keluarga Sebelumnya : Ny.”P” mengatakan mengalami mati raya pada kaki sebelah
kanan akibat stroke sekitar 4 tahun yang lalu dengan keluhan sering merakan
kaku, pegal-pegal, tegang dan pusing akan tetapi hal tersebut menggagu klien
dalam beraktivitas sehari-hari, terutama saat pagi hari dan malam hari,
sedangkan Tn.”M” penyakit diabetes mellitus sudah lama sebab penyakit yang di
derita oleh Tn.”M” merupakan penyakit dari keluarganya.
Pengkajian
Lingkungan
Karakteristik
Rumah : (1) Luas rumah
: ± 2,5 area (lebar 3 m dan panjangnya 5m), yang terdiri dari 2 (dua) kamar
tidur, 1 (satu) ruang tamu, 1 (satu) untuk kamar mandi dan 1 (satu) untuk dapurnya.
(2) Tipe rumah: Permanen. (3) Kepemilikan: Milik sendiri. (4) Jumlah dan ratio
kamar/ruangan: 2 .
(5) Ventilasi/jendela : terdapat 4 jendela yang tidak pernah
dibuka. (6) Pemanfaatan
ruangan: semua ruangan dimanfaatkan sesuai kegunaannya, tetapi teras rumah
dimanfaatkan sebagai tempat memasak.
(7) Septic tank : ada.
(8) Sumber air minum : menggunakan sumur gali dan dimasak
sebelum diminum. (10)
Kamar mandi : ada . (11) Sampah :
ditimbun lalu dibakar di samping rumahnya dengan jarak 3 meter. (12) Kebersihan lingkungan : Ny.”” menyatakan halaman rumah
selalu di bersihkan tiap pagi dan sore hari.
Karakteristik
Tetangga Dan Komunitas RW
: (1) Kebiasaan: tetangga sebelah kiri dan depan, saling
memperhatikan. Ini terbukti bila ada anggota keluarga yang sakit, maka tetangga
datang untuk menjenguk dan memberikan bantuan dalam merawat anggota keluarga
yang sakit. (2) Aturan/kesepakatan:
di Dusun Buwuh ini ada kesepakatan tiap malam Jum’at diadakan yasinan untuk
remaja di Mushalla. (3) Budaya: Sudah menjadi tradisi
apabila ada anggota keluarga yang mengadakan acara seperti perkawinan, sunatan
dan lain-lain maka tetangga biasanya memberi bantuan sekedarnya demi
terselenggaranya acara.
Mobilitas Geografis Keluarga : (1) Ny.”P” menyatakan
tidak pernah pindah dari pertama ia nikah sampai sekarang. (2) Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarakat, keluarga sering mengikuti kegiatan
pengajian yang dilaksanakan di Mesjid setiap hari Jumat dan kegiatan masyarakat
seperti gotong royong.
Sistem pendukung keluarga : Keluarga Tn.”M” tidak mempunyai tabungan,
apabila keluarga Tn.”M” membutuhkan biaya mendadak maka meminjam dulu pada
saudara atau ke tetangga.
Struktur
Keluarga
Pola/cara komunikasi keluarga : Keluarga
mengatakan komunikasi keluarga sangat lancar dan tiap ada masalah dilakukan
secara musyawarah.
Struktur kekuatan
keluarga : Tn.”M” bertanggung jawab atas kehidupan istri dan untuk memenuhi
kebutuhannya. Tn.“M” bekerja sebagai seorang supir.
Struktur peran : Tn.”M” sebagai kepala
keluarga yang bertanggung jawab sebagai tulang punggung keluarga dalam mencari
nafkah. Tn.”M” sebagai kepala rumah tangga dalam mencari nafkah dan sebagai
suami dalam rumah tangganya yang menggunakan waktunya untuk bekerja sebagai
seorang supir.
Nilai dan Norma Keluarga : Nilai dan norma
yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut dan norma
yang berlaku di lingkungan.
Fungsi Keluarga
:
Fungsi Afektif : Ny.”P”
mengatakan, suaminya berangkat kerja dari pagi sampai malam, keluarga biasa
berkumpul pada malam hari.
Fungsi sosialisasi : (1) Kerukunan
hidup dalam keluarga : Keluarga Tn.”M” cukup rukun dan perhatian dalam membina
rumah tangga, keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku
sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan lingkungan
tempat tinggal. (2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Ny.”P” menyatakan interaksi dan
hubungan dalam keluarga cukup baik, saling menghormati dan menghargai hak dan
kewajiban masing-masing anggota keluarga. (3) Anggota keluarga
yang dominan dalam pengambilan keputusan Ny.”P” mengatakan yang dominan dalam pengambilan
keputusan adalah Tn.”M” sebagai kepala keluarga. (4)
Kegiatan keluarga waktu senggang : Keluarga Tn.”M” biasanya mengisi
waktu senggang dengan nonton TV dan duduk berkumpul dengan keluarganya dan
tetangga. (5) Partisipasi dalam kegiatan sosial : Keluarga selalu
mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik. Keluarga selalu mengikuti
kegiatan sosial dalam masyarakat.
Fungsi Perawatan
Kesehatan
Pengetahuan dan persepsi keluarga
tentang penyakit/masalah kesehatan keluarga. : Keluarga mengatakan bahwa kurang
begitu mengenal dan mengetahui bagaimana pencegahan dari penyakit yang mereka
alami sehingga keluarga kurang memperdulikan dan tidak sesegera mungkin
mengambil tindakan yang diperlukan pada keluarga karena merasa penyakit orang
tua.
Kemampuan keluarga mengambil
keputusan tindakan kesehatan yang tepat
: Keluarga mengatakan dalam mengambil keputusan disesuaikan dengan keadaan
masalah yang dihadapi, jika tidak terlalu parah apalagi penyakit orang tua maka
keluarga tidak segera membawanya ke fasilitas kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat
keluarga yang sakit : Keluarga
mengatakan setiap keluarga yang sakit selalu diberi perawatan di rumah yang
mungkin tidak sesuai dengan prosedur kesehatan akan tetapi sudah semaksimal
mungkin diberikan perawatan dengan obat-obatan tradisional.
Kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat
: Keluarga mengatakan selalu membersihkan rumah setiap hari akan tetapi
pekarangan samping kanan rumah masih ditemukan sampah dan bau amis.
Kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas kesehatan di masyarakat.
: Keluarga mengatakan kadang-kadang setiap anggota keluarga yang sakit untuk
dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit tetapi jika keadaannya sudah sangat parah
dan untuk sementara diobati dengan obat bebas dan ramuan tradisional.
Fungsi
Reproduksi : Tn.”M”
berusia 50 tahun merupakan akhir dari usia produktif. Sedangkan Ny.”P” berusia
50 tahun yang merupakan masa menopause wanita.
Fungsi Ekonomi : (1) Upaya pemenuhan
sandang pangan : Ny.”P”
mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari/sandang pangan diperoleh dari
gaji suaminya Tn.”M” yang bekerja sebagai supir. (2)
Pemanfaatan sumber di Masyarakat
: Ny.”P” mengatakan apabila sakit sering klien kadang-kadang membeli obat di
luar ketika sudah parah sakitnya maka klien pergi berobat ke palayanan
kesehatan yang terdekat yaitu Puskesmas Penimbun.
Stress
dan Koping Keluarga
Stressor
Jangka Pendek : Ny.”P” mengatakan sampai saat ini yang menjadi pikiran keluarga
yang sifatnya sementara yaitu hanya masalah keuangan untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari.
Stresor
Jangka Panjang : Ny.”P” menyatakan stressor yang dirasakan oleh keluarga adalah
penyakit yang diderita klien yaitu yang mengalami mati rasa pada kaki sebelah
kiri ngilu-ngilu pada kaki, kekakuan pada kaki sebelah kiri, pegal-pegal dan
pusing-pusing yang sudah akibat penyakit stroke diderita sejak 4 tahun yang
lalu.
Strategi Koping : Ny.”P” menyatakan
dalam meghadapi masalah biasanya berdiskusi dengan suaminya tatau dengan
keluarganya.
Strategi Adaptasi Disfungsional : Keluarga Ny.”P”
menyatakan menerima keadaan tentang penyakitnya dan tidak mencari solusi untuk
kesembuhan penyakitnya karena keterbatasan biaya.
Keadaan Gizi
Keluarga : (1) Pemenuhan Gizi : Ny.”P” mengatakan dalam
sehari-hari makanan biasanya tidak mencapai taraf 4 sehat 5 sempurna, biasanya
dengan menu biasa 3 kali sehari dengan nasi, sayur-sayuran, tempe, tahu dan
air. (2) Upaya lain : Ny.”P”
mengatakan tidak ada upaya untuk mencari makanan tambahan karena tingkat
perekonomian yang rendah.
Harapan Keluarga : (1) Terhadap masalah
kesehatan : Keluarga
Ny.”P” mengatakan, klien berharap sembuh walaupun tidak sepenuhnya karena ia
merasa kalau itu merupakan penyakit orang tua, sehingga Ny.”P” masih bisa
melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman. (2) Terhadap petugas kesehatan yang ada : Keluarga
berharap mendapat bantuan seperti memiliki kartu sehat sehingga dapat berobat
secara rutin di Puskesmas dan keluarga juga berharap untuk promosi kesehatan
sehingga pelayanan kesehatan dapat dipercaya di masyarakat.
ANALISA DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
1
|
Data
Subyektif:
· Ny.”P” mengatakan bahwa
Dulu
rajin pergi berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit karena tidak ada kemajuan
(Ny.”P” ingin segera sembuh dari stroke) akhirnya klien meminta untuk
pengobatan dihentikan sehingga klien merasa khawatir dengan penyakit yang
dideritanya.
· Ny.”P” mengatakan bahwa keluarga tidak mampu merawat
dirinya karena mereka hanya tinggal berdua saja dalam satu rumah, tidak ada
tindakan yang bisa diberikan oleh keluarga dan hanya dibiarkan mati rasa,
kaku dan pegal-pegal mati.
· Ny.”P” mengatakan suaminya jarang pulang karena
pekerjaannya sebagai supir sehingga ia jarang dirawat dan diperhatikan oleh
suaminya.
Data Obyektif
:
Klien tampak
gelisah memikirkan penyakitnya
|
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit
|
Cemas
|
2
|
Data Subyektif :
·
Ny.”P”
mengatakan mulai merasakan mati rasa pada kaki sebelah kiri mulai dari lutut
sampai telapak kaki, kadang-kadang tegang, kaku, pegal-pegal dan gejala ini
sejak 4 tahun yang lalu.
·
Ny.”P”
mengatakan meskipun kaki sebelah kiri sudah mati rasa mulai mengganggu
aktivitasnya tapi klien tetap melakukan aktivitas sehari-hari.
Data Obyektif :
·
Klien tampak
melakukan aktivitas sehari-hari meskipun kaki sebelah kiri sudah mati rasa.
·
Kekuatan otot
5 5
5 3
|
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
menderita stroke
|
Gangguan mobilitas fisik
|
3
|
Data subyektif :
·
Ny.”P”
mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit yang dialaminya
·
Ny.”P” mengatakan jika penyakitnya kambuh klien
pergi berobat pada orang pintar dan beli obat di luar serta kadang-kadang
Ny.”P” hanya membiarkan keluhan penyakitnya tanpa tindakan apapun
Data Obyektif :
-
|
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
|
Defisit pengetahuan
|
Rumusan Diagnosa Keperawatan : (1) Kecemasan
pada Ny.”P” pada keluarga Tn.”M” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang sakit. (2) Gangguan mobilitas fisik Ny.”P”
pada keluarga Tn.”M” berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat. (3) Defisit
pengetahuan tentang masalah penyakit stroke pada keluarga Tn.”M” berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
Prioritas
Diagnosa : (1) Gangguan mobilitas fisik Ny.”P” pada keluarga Tn.”M” berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota yang menderita stroke. (2) Defisit
pengetahuan tentang masalah penyakit stroke pada keluarga Tn.”M” berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga. (3) Kecemasan pada
Ny.”P” pada keluarga Tn.”M” berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.
Tag :
KEPERAWATAN KELUARGA
0 Comments for "LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.“M” DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA PENYAKIT STROKE DI RT. 05 DUSUN BUWUH DESA MAMBALAN KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT"