RINGKASAN PROPOSAL
PENGARUH TERAPI PERILAKU KOGNITIF (COGNITIVE
BEHAVIORAL
THERAPY) TERHADAP
PERUBAHAN PERILAKU
PASIEN MENARIK
DIRI DI
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSINUSA
TENGGARA BARAT
JUSNI
SEKOLAH
TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
TAHUN
2012/2013
LATAR BELAKANG
Sehat menurut WHO dapat diartikan bahwa suatu keadaan
yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2007 disebutkan
bahwa sekitar 2,5 juta penduduk Indonesia mengalami gangguan kejiwaan, dari
tingkat ringan hingga berat. Sedangkan data yang dikeluarkan Departemen
Kesehatan pada tahun 2008 menyebutkan jumlah penderita gangguan jiwa berat
sebesar 2,6 juta jiwa, yang diambil dari data Rumah Sakit Jiwa (RSJ)
se-Indonesia (Depkes RI, 2008).
Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional,
psikologis, dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang
memuaskan, prilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan
kestabilan emosional (Videbeck, 2008).
Indikator sehat jiwa meliputi sikap yang positif terhadap
diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki
aktualisasi
diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan
kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan (Stuart & Laraia, 1998 dalam
Yosep, 2007).
Dari segi kehidupan sosial kultural, interaksi sosial
adalah merupakan hal yang utama dalam kehidupan bermasyarakat, sebagai dampak
adanya kerusakan interaksi sosial : menarik diri akan menjadi suatu masalah
besar dalam fenomena kehidupan, yaitu terganggunya komunikasi yang merupakan
suatu elemen penting dalam mengadakan hubungan dengan orang lain atau
lingkungan disekitarnya (Carpenito, 1997).
Ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap
lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan jiwa. Satu diantaranya adalah isolasi
sosial, supaya dapat mewujudkan jiwa yang sehat, maka perlu adanya peningkatan
jiwa melalui pendekatan secara promotif, preventif dan rehabilitatif agar
individu dapat senantiasa mempertahankan kelangsungan hidup terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun pada lingkungannya
(Widdyasih 2008).
Karakteristik pasien yang mengalami gangguan dalam
berhubungan dengan orang lain dapat dijumpai karakteristik berupa
ketidaknyamanan dalam interaksi sosial, ketidakmampuan untuk menerima pendapat
orang lain, gangguan interaksi dengan teman-teman dekat, keluarga, dan
orang-orang terdekat lainnya. Gangguan ini menyebabkan terjadinya perilaku
manipulatif pada individu yakni perilaku agresif atau melawan atau menentang
terhadap orang lain yang menghalangi keinginannya atau dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhannya. Jika perilaku manipulatif tidak teratasi maka akan
terjadi perilaku menarik diri yaitu usaha untuk menghindari interaksi dengan
orang lain dan kemudian menghindari berhubungan sebagai suatu pertahanan
terhadap ansietas yang berhubungan sebagai suatu stresor atau ancaman (Tucker,
dkk. 1998).
Terapi modalitas merupakan suatu pendekatan penanganan
klien gangguan jiwa yang bervariasi yang bertujuan mengubah prilaku klien
gangguan jiwa dari prilaku maladaptif menjadi prilaku yang adaptif. Terapi modalitas sebagai terapi
rehabilitasi yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan untuk ekspresi diri, meningkatkan kemampuan untuk
berinteraksi, meningkatkan keterampilan sosial,
meningkatkan pola penyelesaian masalah. Cognitive-Behavioral
Therapy (CBT) merupakan bagian dari terapi modalitas yaitu salah satu
bentuk konseling yang bertujuan membantu klien agar dapat menjadi lebih sehat,
memperoleh pengalaman yang memuaskan, dan dapat memenuhi gaya hidup tertentu,
dengan cara memodifikasi pola pikir dan perilaku tertentu. Pendekatan kognitif
berusaha memfokuskan untuk menempatkan suatu pikiran, keyakinan, atau bentuk
pembicaraan diri (self talk) terhadap
orang lain.
Berdasarkan data tahun 2010 dari bulan Juli sampai bulan
Desember diRSJP NTB terdapat 532 pasien dengan gangguan jiwa. Masalah gangguan
jiwa terbanyak yang dirawat RSJP NTB yaitu skizofrenia dengan jumlah 413,
sedangkan tahun 2011 dari bulan Januari
sampai Februari terdapat 161 pasien gangguan jiwa dengan masalah gangguan jiwa
terbanyak skizofrenia dengan jumlah 115.
Berdasarkan hasil survey calon peneliti pada tahun 2011
didapatkan bahwa rata-rata pasien mengalami masalah seperti pada gangguan
tidur, penurunan dukungan sosial, pemecahan masalah tidak adekuat (masih
bersifat tertutup), prilaku merusak diri atau orang lain, tidak mampu memenuhi
harapan peran, kerusakan komunikasi verbal dan lain-lain. Sehingga untuk proses
penyembuhannya pasien selain harus minum obat secara teratur, pendekatan
terhadap mereka sangat penting. Cognitive
Behavioral Therapy ini juga belum pernah di lakukan di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi NTB.
Dari fenomena di
atas, maka calon peneliti merasa tertarik untuk meneliti “Pengaruh Terapi
Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral
Therapy) Terhadap Perubahan Perilaku Pasien Menarik Diri di Rumah Sakit
Jiwa Provinsi NTB”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut “Apakah ada pengaruh terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy) terhadap
perubahan perilaku pasien menarik diri di Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB “ ?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
Umum : Untuk mengetahui terapi perilaku
kognitif (Cognitive Behavioral Therapy)
terhadap perubahan perilaku pasien isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
NTB
Tujuan
Khusus : (1) Mengidentifikasi perilaku pasien menarik diri sebelum diberikan terapi
perilaku kognitif (Cognitive Behavioral
Therapy). (2) Mengidentifikasi perilaku pasien menarik diri sesudah diberikan terapi
perilaku kognitif (Cognitive Behavioral
Therapy). (3) Menganalisa perubahan perilaku pasien menarik diri sebelum dan sesudah
diberikan terapi perilaku kognitif (Cognitive
Behavioral Therapy).
SUBYEK
PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Ruman
Sakit Jiwa Provinsi NTB dan yang menjadi subyek penelitian adalah penderita
gangguan jiwa pada klien menarik diri yang sedang menjalani rawat inap.
POPULASI
Dalam penelitian ini yang
menjadi populasi adalah klien yang mengalami masalah menarik diri yang
menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB yang berjumlah 20 orang.
SAMPEL
Dalam penelitian yang menjadi sampel
adalah semua klien menarik diri yang mengalami masalah perubahan perilaku yang
menjalani rawat inap di RSJ Provinsi NTB sebanyak 20 responden.
TEHNIK
PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING)
Tehnik pengambilan sampel dalam
penelitian ini, menggunakan total
sampling yaitu tehnik pengambilan sampel pada semua populasi (total
populasi
RANCANGAN
PENELITIAN ATAU DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian pra
eksperimental dengan pendekatan one
group pre-test-post-test design yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat
dengan cara melibatkan satu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi
sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi
(Nursalam, 2008).
INTRUMEN
PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dokumentasi, wawancara dan observasi. Wawancara merupakan suatu metode
untuk mendukung hasil dari observasi secara lisan, sedangkan observasi sebagai
metode pengumpulan data dan untuk mengukur perubahan perilaku klien sebelum dan
sesudah terapi perilaku kognitif dengan berpedoman
skala Guttman.
ANALISA DATA
Analisa data pada penelitian ini
menggunakan Uji Statistik T-Test
FILE
|
KLIK DOWNLOAD
DIBAWAH INI
|
COVER
| |
BAB I PENDAHULUAN
| |
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
| |
BAB III METODE PENELITIAN
| |
DAFTAR PUSTAKA
| |
LAMPIRAN
|
Tag :
KTI DAN SKRIPSI
0 Comments for "PENGARUH TERAPI PERILAKU KOGNITIF (COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PASIEN MENARIK DIRI DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSINUSA TENGGARA BARAT"