RINGKASAN
PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH TERAPI
MEMODIFIKASI LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KOGNITIF PADA
KLIEN LANSIA YANG
MENGALAMI DIMENSIA DI DUSUN
BONJERUK DUAH DESA BONJERUK KECAMATAN
JONGGAT KABUPATEN LOMBOK
TENGAH
I MADE SUDANTA
PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI
KESEHATAN (STIKES) MATARAM
MATARAM
2012
LATAR BELAKANG
Keberhasilan
pembangunan terutama dalam bidang teknologi kedokteran dan kesehatan berdampak
terhadap meningkatnya usia harapan hidup. Akibatnya terjadi perubahan struktur penduduk menjadi berbentuk
piramid terbalik, dimana jumlah orang
lanjut usia (lansia) lebih banyak dibandingkan anak berusia 14 tahun kebawah. Hal ini tidak hanya terjadi di
negara-negara maju, tetapi di Indonesia terjadi hal yang serupa.
Indonesia termasuk salah satu negara dimana proses penuaan penduduknya terjadi
paling cepat di Asia Tenggara, dimana proyeksi penduduk serta estimasi rata-rata harapan hidup penduduk Indonesia menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2005
rata-rata usia harapan hidup sekitar 67,8 tahun meningkat menjadi 70 tahun antara
tahun 2005-2010. Persentase penduduk lanjut usia, yaitu seseorang yang berusia
di atas 60 tahun, sekitar 9,5% pada
tahun 2005 akan menjadi 11% atau sekitar 28
juta pada tahun 2020 (Bappenas, BPS, dan UNFPA, 2005). Proses menua
dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar yang akan dialami
oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, proses ini terjadi terus menerus
dan berkelajutan secara ilmiah. Berdasarkan UU No.12 tahun 1998 tentang usia
lanjut disebutkan bahwa yang masuk dalam katagori lansia adalah mereka yang
berusia 60 tahun keatas. Namun yang terjadi di Indonesia banyak individu yang
berusia 56 tahun sudah pensiun dari pekerjaannya (Nugroho, 2004).
Ketika seseorang
sudah mencapai usia tua dimana fungsi-fungsi tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi
secara baik, maka lansia membutuhkan banyak bantuan dalam menjalani
aktivitas-aktivitas kehidupannya. Disamping itu, berbagai penyakit degeneratif
yang menyertai seperti penyakit muskoskletal,
penurunan fungsi kognitif (demensia), penyakit kardio-fulmonal dll.(Alimul, 2006). Demensia adalah sebuah
sindrom karena penyakit otak, bersifat
kronis atau progresif di mana ada banyak gangguan fungsi kortikal yang lebih
tinggi, termasuk memori, berpikir, orientasi, pemahaman, perhitungan, belajar,
kemampuan, bahasa, dan penilaian kesadaran tidak terganggu. Gangguan fungsi
kognitif yang biasanya disertai, kadang-kadang didahului, oleh kemerosotan
dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi. Sindrom terjadi pada
penyakit Alzheimer, di penyakit serebrovaskular, dan dalam kondisi lain
terutama atau sekunder yang mempengaruhi otak (Durand dan Barlow, 2006).
Gejala awal gangguan ini adalah lupa
akan peristiwa yang baru saja terjadi, tetapi bisa juga bermula sebagai
depresi, ketakutan, kecemasan, penurunan emosi atau perubahan kepribadian
lainnya. Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara, penderita menggunakan
kata-kata yang lebih sederhana, menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau
tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat. Ketidakmampuan mengartikan
tanda-tanda bisa menimbulkan kesulitan dalam mengemudikan kendaraan. Pada
akhirnya penderita tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya (Durand dan Barlow,
2006).
Pada studi pendahuluan yang dilakukan
pada tanggal 21 desember 2011, didapatkan jumlah lansia di desa Bonjeruk
sekitar 487 lansia, dan menurut kepala Dusun Bonjeruk Duah sebanyak 44 orang
yang berusia diantara 60-80 tahun tinggal didusun Bonjeruk Duah. Setelah
melakukan wawancara dengan beberapa lansia di dusun Bonjeruk Duah, didapapatkan
beberapa lansia mengalami gejala-gejala awal demensia, seperti adanya kecemasan, rasa takut, perubahan
emosional secara tiba-tiba (Buku Laporan tahunan Desa Bonjeruk, 2011).
Proses penuaan yang terjadi pada
setiap individu memeungkinkan setiap lansia memiliki gejala-gejala demensia.
Gejala–gejala ini jika dibiarkan akan menimbilkan sindrome gangguan fungsi
kognitif seperti kemampuan mengingat jangka pendek, penurunan fungsi bahasa,
dan psikomotor. Upaya terapi yang diberikan pada lansia hendaknya bersifat komprehensif, holistik dan multipliner.
Selain farmako terapi, terapi psikologis (psiko terapi) dengan perlu
mengupayakan oktimalisasi aspek lingkungan hidup melalui penerapan
konsep-konsep psikologi lingkungan juga merupakan terapi pendukung yang dapat
dioptimalkan (Lysa, 2008). Lingkungan adalah semua benda dan kondisi termasuk
di dalamnya manusia dan aktivitasnya, yang terdapat dalam ruang di mana manusia
berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan
jasad hidup lainnya. (Darsono, 1995).
Therapy milieu
dilakukan dengan menciptakan suatu “Komunitas therapeutic” dimana seluruh fase interaksi paien-pasien usila
dengan perawat dirancang sedemikian rupa sehingga menguntungkan pasien. Therapi
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sosial, memperbersar tanggung jawab
terhadap aktifitas sendiri dan meningkatkan harga diri (Fozard dan Popkin,
2001). Secara teori di identifikasi bahwa
sistem lingkungan sendiri terdiri dari sitem internal dan eksternal. Sistem
Intermal : biological, psikolocal,
sosiological, dan spiritual, sedangkan sistem eksternal :
sesuatu diluar batas sistem internal spserti : udara, iklim, air, bangunan,
sosial budaya, politik, ekonomi. Konsep ini mengfokuskan peran perawat dalam
memodifikasi lingkungan fisik yang akan berdampak pada biokimiawi tumbuhan
seperti kadar kortisune dan adrenalin yang normal, senantiasa berdampak pada
psikologis klien seperti perasaan aman (safety
need), terbebas dari kecemasan (anxiety).
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, dapat
dirumuskan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh terapi
memodifikasi lingkungan terhadap tingkat kemampuan kognitif pada klien lansia
yang mengalami dimensia?”
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum : Tujuan umum penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh terapi memodifikasi lingkungan terhadap
tingkat kemampuan kognitif pada lansia yang mengalami demensia.
Tujuan
Khusus : (1) Mengidentifikasi kemampuan kognitif pada lansia yang mengalami
demensia sebelum pemberian terapi memodifikasi lingkungan di Dusun Bonjeruk
Duah. (2) Mengidentifikasi kemampuan kognitif pada lansia yang mengalami
demensia setelah pemberian terapi memodifikasi lingkungan di Dusun Bonjeruk
Duah.. (3) Menganalisa pengaruh
terapi memodifikasi lingkungan antara sebelum dan setelah diberikan terapi
memodifikasi lingkungan di Dusun Bonjeruk Duah.
SUBJEK
PENELITIAN
Subjek
pada penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal di Dusun Bonjeruk Duah
Desa Bonjeruk kec. Jonggat Lombok Tengah
POPULASI
PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua lansia yang mengalami demensia yang tinggal di Dusun Bonjeruk Duah Desa
Bonjeruk kecamatan Jonggat Lombok Tengah.
SAMPEL
PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi
sampelnya adalah lansia dengan demensia yang mengalami gangguan kognitif dan
berada di Dusun Bonjeruk Duah Desa Bonjeruk Kec. Jonggat Lombok Tengah yang
memenuhi kriteria inklusi.
TEKNIK
SAMPLING
Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling
RANCANGAN
PENELITIAN ATAU DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rancangan Pre
eksperimen dengan pendekatan penelitian “One
Group Pre Test-Post Test” yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan
cara melibatkan suatu kelompok subyek. Kelompok subyek diobservasi sebelum
dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi.
INSTRUMEN
PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Questioner MMSE
(Mini-Mental State Examination dengan jumlah perrtanyaan 30 pertanyaan,
setiap pertanyaan jika jawaban benar maka skornya adalah 1 tapi jika jawabannya
salah maka skornya adalah 0 dan pedoman pelaksanaan terapi modifikasi lingkungan.
ANALISA DATA
Analisa
data pada penelitian ini menggunakan uji statistik paired t test dengan taraf signifikan 0,05 (5%)
FILE
|
KLIK DOWNLOAD
DIBAWAH INI
|
COVER
| |
BAB I PENDAHULUAN
| |
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
| |
BAB III METODE PENELITIAN
| |
DAFTAR PUSTAKA
| |
LAMPIRAN
|
Tag :
KTI DAN SKRIPSI
0 Comments for "PENGARUH TERAPI MEMODIFIKASI LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAT KEMAMPUAN KOGNITIF PADA KLIEN LANSIA YANG MENGALAMI DIMENSIA DI DUSUN BONJERUK DUAH DESA BONJERUK KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH"